11 Februari 2011

Doa sang juara

Suatu ketika seorang anak sedang mengikuti lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, karena saat itu adalah babak final. Pada perlombaan itu hanya tinggal tersisa empat orang, dan mereka masing-masing memamerkan mobil mainan yang dimilikinya. Semua mainan mobil balap itu adalah buatan sendiri, sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Andi, mobilnya tidak terlalu begitu istimewa, namun ia termasuk ke dalam empat anak yang masuki final. Di banding semua lawannya, mobil Andi adalah yang paling tidak sempurna. Beberapa anak menyaksikan kekuatan mobil itu, untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang mobil si Andi memang tidak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana, dan sedikit lampu yang berkedip di atasnya tentu tidak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Andi bangga dengan itu semua, karena mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan, kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak bersiap-siap di garis start untuk mendorong mobil mereka sekencang-kencangnya. Di setiap jalur lintasan, telah siap empat mobil dengan empat pembalap kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan jalur terpisah diantaranya. Namun sesaat kemudian, Andi meminta waktu sebentar sebelum lomba di mulai. Ia tampak berkomat kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang tertampuh memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap!”.

[Duarr...]

Tanda telah di mulai. Dengan hentakan yang kuat, mereka mulai mendorong mobilnya masing-masing dengan kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak soraya, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing.

“Ayo, ayo, ayo! Cepat! Cepat! Maju maju maju! Ayo..!!!”, begitu teriak mereka.

Dan ternyata, Andi lah pemenangnya. Yah.., semuanya senang. Begitu juga dengan Andi.

Ia berucap, dan berkomat kamit lagi dalam hati, “Terima kasih Tuhan..”.

Saat pembagian piala tiba, Andi maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia itu bertanya, “Hey jagoan, kamu tadi pasti berdoa kepada Tuhan, agar kamu bisa menang kan?!?”.

Andi terdiam, “Bukan Pak, bukan itu yang aku panjatkan. Sepertinya tidak adil untuk meminta kepada Tuhan untuk menolong saya agar mengalahkan orang lain. Tetapi tadi, saya hanya memohon kepada Tuhan supaya saya tidak menangis jika saya kalah”.

Semua hadirin terdiam mendengar hal itu. Setelah beberapa saat, terdengar gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.

Begitulah cerita inspiratif tentang doa sang juara. Mungkin telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan, untuk mengabulkan permintaan kita, menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Padahal, yang kita butuhkan adalah bimbinganNya, tuntunanNya, dan panduanNya. Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat, kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tidak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui?! Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng, dan mudah menyerah. Karena itu semua adalah ujian Tuhan kepada setiap hambanya yang sholeh. Dan yang perlu di sadari & di ingat kembali, bahwa Tuhan menyayangi & mencintai setiap hambaNya.

True Friendship

Haaii... XD udah lama juga ya sejak Iyit ngepost terakhir. :p Bagaimana kabar kalian?? Baik-baikkah? Atau ada yang lagi kurang baik? hwhw.. Buat yang lagi kurang baik. Apapun masalah kalian, berusahalah untuk mengampuni, okay?? :D

Ok, today we want to talk about... *ceileeh* Sebelum itu Iyit mau cerita dulu nih...

Iyit punya temen (baca : sahabat) dari kelas 8 smp sampai sekarang (bisa dibilang gitu mungkin). Yah, dia orang yang kata orang-orang siih banyak banget kekurangannya. Iyit juga nyadar itu. Tapi, yang Iyit tau tu sisi baik dia. (karena dia lebih banyak menunjukkan sisi baiknya pada Iyit) Jadi, setiap kali ada yang ngomongin jelek-jelek di depan Iyit tentang dia, Iyit berusaha untuk membelanya dan mentidakbenarkan perkataan orang -orang itu. Sampai suatu saat ntah kenapa dia ngejauhin Iyit (klo ga mw dibilang musuhin). Ntah ya karena apa, tapi yang Iyit denger dari orang-orang dia bilang Iyit berubah. Dia sampai negejelek-jelekin Iyit di belakang Iyit ke temen-temen Iyit n yang teakhir, dia ga seneng sama satu kelakuan Iyit n secara terang-terangan nyindir Iyit di kelas dengan kata-kata yang cukup menyayat hati. *bahasanyaa XD*

Sedihkah? Sedih klo jujur. Bukan karena kata-kata dia yang nyakitin hati Iyit tapi juga karena dia udah berubah jadi satu pribadi yang udah sama sekali, Iyit ngerasa ga pernah kenal gitu. Iyit ga tau Iyit punya salah apa, yang jelas tiba-tiba dia jadi kayak gitu. Adakah perasaan kecewa? Tentu sedikit banyak ada...

Ok, itu hanya selintas cerita dari saia.. :)

Menurut Iyit, persahabatan itu bukan sesuatu yang main-main. Ga semua orang bisa deket ma kita jadi temen baik kita n membuat kita nyaman temenan ma dia. Persahabatan itu bukan "dia senang saya ada, dia susah saya tidak mau ikut susah" tapi persahabatan itu "dia punya kekurangan saya menerima dan membantunya untuk berubah menjadi lebih baik". Harga sebuah persahabatan begitu bernilai n ga bisa dibeli.

Kalian hidup di dunia ini dengan harta kekayaan yang melimpah, tapi tidak ada seorang pun yang menemanimu di saat kamu butuh seseorang.

Tentu keadaan kayak gitu bikin kita ga bahagia.

Which one is the best? Have a lot of money with no one with you or have the enough money with a lot of best friend arround you?
I choose the second..


So, guys, ga mudah buat ngedapetin seorng temen. Bersyukurlah saat ini klo Anda memiliki banyak teman yang selalu ada di dekatmu.

;;

Template by:
Free Blog Templates
This template is brought to you by : allblogtools.com | Blogger Templates